Menlu Lebanon Minta Arab Berikan Sanksi Pada AS Atas Yerusalem

Menlu Lebanon Minta Arab Berikan Sanksi Pada AS Atas Yerusalem, Gebran Bassil yang menjabat sebagai Mentri Luar Negeri Lebanon meminta agar Negara Arab mengambil langkah tegas dan memberikan sanksi kepada pemerintah AS atas putusan Trump berkaitan dengan Yerusalem yang dijadikan Ibu Kota Israel.

Bangkit.co.id – Berbicara di sela-sela pertemuan Liga Arab di Kairo, Mesir, Bassil menyatakan langkah kuat itu meliputi sanksi politik, hingga ekonomi terhadap AS. Sanksi keras dari negara Arab diharapkan dapat membuat AS memikirkan ulang keputusannya mengenai Yerusalem.

“Tindakan pre-emptive (harus) diambil terhadap keputusan tersebut, dimulai dengan tindakan diplomatik, kemudian sanksi politik, kemudian ekonomi dan keuangan,” kata Bassil, seperti dilansir Reuters pada Minggu (10/12).

Terkait dengan pengakuan AS terhadap Yerusalem, dalam sebuah pertemuan di Dewan Keamanan (DK) PBB, mayoritas negara anggota badan terkuat di PBB itu melakukan perlawanan atas keputusan AS tersebut. Aksi “keroyokan” itu terjadi dalam pertemuan darurat DK PBB hari Jumat waktu New York.

Delapan negara meminta pertemuan darurat digelar di markas besar PBB di New York saat orang-orang Palestina melakukan demonstrasi “Hari Kemarahan” di Tepi Barat, Yerusalem dan Jalur Gaza memprotes keputusan Trump.

Baca Juga:

Daftar Negara Yang Mendukung Yerusalem Sebagai Ibu Kota Israel

Lebanon Gelar Aksi Demo Memprotes Putusan Trump Atas Jerusalem

Nickolay Mladenov, koordinator khusus PBB untuk proses perdamaian Timur Tengah, mengatakan bahwa Yerusalem mungkin menjadi subjek yang paling emosional dan sulit di antara isu-isu dalam konflik Israel dan Palestina.

Sementara itu, Matthew Rycroft, duta besar Inggris di PBB, mengatakan bahwa kedutaan besar Inggris berada di Tel Aviv. ”Dan kami tidak memiliki rencana untuk memindahkannya,” ujarnya.

Dia mengatakan, Inggris berusaha untuk menegaskan kembali dukungan kuatnya untuk perundingan damai antara Israel dan Palestina, serta solusi dua negara.

Yerusalem, lanjut dia, pada akhirnya harus menjadi ibu kota bersama negara Israel dan Palestina. Menurutnya, status kota itu harus keluar dari kesepakatan yang dinegosiasikan antara kedua belah pihak.