Sinopsis Jodha Akbar Episode 90, bangkit.co.id – Lanjutan Serial Jodha Akbar Episode 90 jadwal tayang 16 Desember 2020 tayang di ANTV hari ini, yuk lanjutkan membaca kisah seru dari serial hindustan paling dinantikan oleh jutaan orang di seluruh dunia. Lagi-lagi ANTV memberikan tayangan menarik yang begitu disukai banyak orang, Film Jodha Akbar paling ditunggu setiap harinya.
Kelanjutan kisah dalam Sinopsis Jodha Akbar Episode 90, Cerita seru sinema India Jodha Akbar untuk penayangan tanggal 16 Desember 2020 mendatang : Jalal sedang berdiri di kamarnya menatap sebuah lukisanseorang pahlawan Rajvanshi. Jodha datang sambil membawa nampan prasad. Jalal menoleh melihat kedatangan Jodha dan melihat nampan yang di bawanya. Jodha balas menatap dengan waspada, sepertinya dia menduga kalau jalal pasti tidak akan melewatkan kesenangan untuk mengejeknya. Betul saja, belum juga Jodha menyapa, Jalal sudah bicara duluan, “aku tidak percaya ratu Jodha, semenjak datang ke Amer, dirimu banyak berubah. Kau mulai perduli padaku. Tempo hari kau mengoleskan obat pada lukaku, hari ini kau membawakan makanan.” Jodha menyahut, “aku selalu memberimu prasad bahkan saat di agra.”
Jodha mengambil cawan berisi prasad dan meletakan nampan di meja. Kata Jodha, “ini kheer, persembahann untuk dewa krisna. Nenek memintaku agar berbagi denganmu.” Jodha menyendok kheer dan memberikannya pada Jalal. Tapi Jalal malah mengambil cawan dari tangan Jodha dan meminum habis isinya. Jodha menatap Jalal dengan terkejut. Jalal yang ditatap Jodha begitu rupa terlihat heran dan bertanya, “ada yang salah? kenapa kau terkejut?” Dengan tatapan sengit ~seperti biasa~ Jodha berkata, “kau selalu larut dalam duniamu sendiri. Kau tak dengar yang kukatakan? Kita harus berbagi makanan ini. Tapi kau habiskan.”
Jalal seperti tersadar, dengan sedikit gagap dia berkata, “kheer nya sangat lezat sampai aku lupa berbagi denganmu.” Jodha menegur, “kau juga lupa dengan hal yang lain, kau harus mencicipi makanan sebelum memakannya. Mengapa melanggar peraturanmu hari ini? ~jalal tersenyum simpul~ Apa kau sudah mulai mempercayai aku?” Jodha menatap Jalal dengan bangga ~karena bisa mengejeknya, tentu saja~. Jalal menjawab, “tidakjuga. Tapi aku yakin kau tak ingin membunuhku.” Jodha bertanya apa yang membuat Jalal begitu yakin? Jalal menatap Jodha dan menjelaskan maksudnya, “kau punya banyak kesempatan untuk membunuhku, tapi tidak kau lakukan. Kau bahkan bisa membuat kematianku terlihat seperti kecelakaan.” Jodha dengan senyum heran yang ditaha, bertanya, “benarkah? Kesempatan apa yang ku lewatkan?” Jalal menjawab, “saat kau menunjukam keahlian memanahmu. Kau bisa memanahku di dada dengan anak panah itu. Dan setelah lihat kemampuanmu, aku yakin kau bisa mengenai sasaran.
Ratu Jodha, aku terkesan dengan 3 kepribadian bangsa Rajput. Yang pertama kalian sangat terlatih dalam peperangan. Yang kedua, kau bisa menjadi teman yang setia dan musuh paling ditakuti. Dan yang ketiga yang paling kusukai, kalian tidak pernah menyerang musuh dari belakang. Malah ada satu hal yang aku suka dengan bangsamu, kalian sangat pandai membuat lukisan. ~Jalal menatap kembali lukisan yang tadi di lihatnya dengan kaguman yang sama~ Aku merasa orang itu seperti berada di depanku. Lihatlah lukisan itu. Aku yakin orang ini adalah pejuang yang hebat. Aku yakin dia orang pemberani. Lihatlah cahaya matanya, lihatlah sikapnya.”
Sinopsis Jodha Akbar Episode 90
Jodha memberi tahu Jalal kalu orang di lukisan itu bukanlah pejuang biasa, dia adalah pejuang yang hebat. Raja Prithviral Chauhan. Dia di anggap pejuang terhebat bangsa rajvanshi. Dia terbiasa menyapu bersih musuhnya di medan perang, di takuti musuh. Tapi Shahabuddin menangkapnya dengan tipuan. Dia di siksa dengan kejam, matanya di cungkil, tapi Prithviral tidak menyerah. Dia melepas panah ketika mendengar suara musuhnya dan berhasil membunuh Shahabuddin.
Jodha berpikir, kalau bangsa Rajput membutuhkan pejuang seperti dia untuk melindungi kami dari bangsa Mughal. Jodha tersadar saat menyebut bangsa mughal. Jalal sedang memandangnya dengan kaku. Jodha jadi salah tingkah dan meminta maaf, “aku tak bermaksud menyakitimu. Aku terbawa perasaan saat memujinya. Sampai aku tidk sadar apa yang aku katakan. Tapi itu benar, dia akan di ingat sepanjang masa.” Masih dengang memasang wajah kaku jalal berkata, “bagus ratu Jodha. Hari ini aku mengetahui bakatmu yang lain. Kau ingin kuberitahu?” Jodha berkata, “kau bicara seakan kau tidak akan memberitahuku jika tidak kutanya. katakanlah!” Kata Jalal, “walau tidak bersenjata, kau masih bisa melukai perasaan orang lain. Semua yang kau katakan mengenai sasaran.” Jodha berkata, “sudah ku duga. Aku tahu kau tak kan menghargai aku. Setiap kau mengatakan sesuatu, tujuan utamamu selalu mencelaku. ~Jalal tersenyum tanpa rasa bersalah~ Ucapanmu berbelit-belit juga pikiranmu!” Dengan geram jodha meninggalkan Jalal yang masih tersenyum.
Sukanya di kelilingin oleh Jodha, Shivani dan Dadisa. Mereka sedang melihat hadiah pernikahan yang di berikan pada Sukanya. Dadida memberitahu Sukanya kalau hadiah untunya sangat banyak. Pelayan meletakan hadiah-hadiah itu diatas meja. Dadisa berkata pada sukanya, “Sukanya, coba tebak, yang mana hadiah dari Jodha dan raja?” Suknaya menatap Jodha yang menantang Sukanya denga gerakan mata. Sukanya segera menghadiri meja hadiah dan terlihat bingung memilih. Dadisa berkata kalau sukanya sulit memutuskan, ~lalu kata dadisa pada Jodha~ “dia tidak akan tahu yang mana hadiah darimu.” Sukanya melihat nampan berisi perhiasan dan seikat gelang kaca. Sukanya mengambilnya dan menunjukan pada dadisa kalau itu pasti hadiah dari Jodha. Semua tersenyum.
Dadisa berkata, “sukanya, ternyata kau lebih peka dari yang kukira. Katakan padaku, bagaimana kau bisa menebak itu hadiah dari Jodha?” Sukanya meletakan nampan kembali ke meja dan mengembil gelang kaca dan menunjukanny apada dadisa, “gelang ini yang membuatku menebaknya. Jodha Jiji, apakah gelang ini menginggatkan mu akan sesuatu?” Jodha teringat mereka berdua dulu sering bertengkar dan berebut, salah satunya karena gelang yang saat ini ada di tangan Sukanya. Sukanya menangis haru dan berlari memeluk Jodha. Sukanya berkata, “Jodha, sekarang aku akan bertengkar dengan siapa? Aku akan sangat merindukanmu!”
Sinopsis Jodha Akbar 16 Desember 2020
Tiba-tiba terdengar pengumuman kalau Hamida dan rombongannya datang. Hamid amemwakili pihak agra membawa begitu banyak hadiah untuk Sukanya. Maham juga menyerahkan hadiah atas nama Ruqaiya dan Salima tentu saja di selingi kata-kata setengah menghina yang dianggap anggin lalu oleh keluarga Jodha. Hamida menyamapaikan hadiah Jalal untuk anak-anak perempuan kecil seperti yang di janjikannya dulu. Anak-anak menyambutnya dengan gembira. Hamida juga memberitahu kalau Shivani juga memdapat hadiah. Shivani sangat senag.
Menawati berkata, “Aku sangat tersentuh dengan niat baik anda. Tapi aku penasaran, bagaimana anda tahu , hadiah apa yang harus di berikan kakak dari mempelai wanita dan suaminya?” Jodha menghampiri menawati dan berkata, “Masa (ibu/rajput), yang mulia lahir di istana raja rajput. Ratu Umarkoi adalahdteman baik ami jaan (ibu/mughal). Ami jaan hadir saat keponakan ratu menikah. Itulah sebabnya, beliau mengenal tradisi kita.” Menawati juga memberi pihak mughal hadiah. Hamida menerimanya dengan senang hati. Maham juga mendapat hadiah khusus dari dadisa, sebuah baju putih yang biasa di kenakan maham yang di buat khusus untuknya. Maham tidak terlihat senang.
Hamida berkata kalau mereka juga punya hadiah untuk Jodha. Semua orang tersenyum senang. Hamida membuka nampan hadiah untuk Jodha, isinya adalah seperangkat gaun Rajvanshi berwarna hijau muda. Senyum diawajah keluarga Jodha langsung hilang. Jodha teringat saat Jalal mengatakan kalau dia suka warna hijau dan ingin Jodha selalu memakai warna tersebut. Hamida berkata, “Yang mulia yang memilih gaun ini untukmu. Hijau adalah warna kesukaannya.” Sivani berbisik pada Sukanya, “sukanya jiji, ini tidak beres. Jodha sangat membenci warna hijau. Apa mertuanya tidak tahu itu?” Dadisa mendegar ucapan Shivani dan terlihat gelisah. Menawati mentralkan suasana dengan menyuruh para tamu menikmati hidangan. Menawati berkata pada jodha, “Jodha, kau harus menghormati keinginan mertuamu. ” Jodha mengangguk. Menawati meminta Jodha agar mengikutinya.
Episode Sebelumnya :
- Sinopsis Jodha Akbar Episode 80
- Sinopsis Jodha Akbar Episode 81
- Sinopsis Jodha Akbar Episode 82
- Sinopsis Jodha Akbar Episode 83
- Sinopsis Jodha Akbar Episode 84
- Sinopsis Jodha Akbar Episode 85
- Sinopsis Jodha Akbar Episode 86
- Sinopsis Jodha Akbar Episode 87
- Sinopsis Jodha Akbar Episode 88
- Sinopsis Jodha Akbar Episode 89
Bhramal menyambut kedatangan calon besan. Fil dan putranya Vajendar terlihat sangat kagum dengan keindahan istana Amer. Bharmal berkata kalaidirinya sudah menyiapkan semuanya untuk calonbesan dan meminta mereka mengikutinya. Mereka terlihat senang. Rombongan segera mengikuti bharmal, tinggal Sharifudin yang berdiri menatap kepergian calon mertua Sukanya dengan tatapan dan senyum licik.
Maham duduk di kamarnya sambil menatap hadiah dari dadisa. Jodha datang memberi salam dan bertanya apakah maham ingin bertemu denganya? Jodha berharap segalany abaik-baik saja. Maham berkata, “aku di jamu dengan baik. Bahkan nenek mu tahu pilihanku. ~jodha merasakan sesuatu yang tidak beres~ Mereka tahu pakaian yang kupakai. Harus kuakui, aku terkesan.” Mengambil gaun pemberian dadisa dan berkata, “hadiah yang diberikan oleh nenekmu, membuatku teringat kenangan buruk. Itu sebabnya aku memanggilmu. Untuk bercerita apa yang kurasakan saat itu.” Jodha berkata kalau dia tidak paham dengan maksud maham angga. Maham angga berkata agar Jodha jangan kuatir, “aku akan jelaskan semuanya padamu.” Maham kemudian meletakan gaun pemberian dadisa diatas nyala lilin. Setelah gaun itu terbakar, maham membuangnya ke lantai. Jodha menatap perbuatan maham dengan tatapan terluka tapi tidak bisa berkata apa-apa. Mahama duduk di sofa, sambil tersenyum dia memandangi gaun yang terbakar itu. Mahama berkata, “aku tahu banyak tentang tradisimu, ratu Jodha. Tapi saat pernikahanmu dengan raja, aku tahu, bagaimana cara menghormati hadiah dari kami. Apakah ini menginggatkanmu?” Jodha teringat bagaimana dulu dia membakar gaun pemberian Jalal. Mata Jodha berkaca-kaca. Maham tertawa, “kau yang mengajarkan aku ini. ~maham berdiri tepat di depan Jodha~ Sepertinya kau sangat marah. Aku juga sangat marah. Saat kau membakar gaun yang di berikan yang mulia. Aku tidak melkukan ini di depan orang banyak. tapi aku bisa apa? Aku adalah perdana menteri mughal. Ada pertauran dan etika yang harus ku taati.” Jodha mematikan api yang membakar gaun, lalu meletakannya di nampan. Jodha menatap maham angga dan berkata, “Maham angga, kau telah lakukan apa yang menurutmu benar. Dan aku tak berhak memberitahumu mana yang salah dan mana yang benar. Aku tidak menyesal kau tidak menghormati keinginan nenek ku. Aku sedih…karena dadisa memilih orang yang salah untuk di berinya hadiah.” Maham tersenyum menghina, “kau boleh berpikir sesukamu, ratu Jodha. Seperti yang kulakukan. ~mahammendekati Jodha~ Apakah ingin ku panggilkan pelayan? dia bisa mengantamu keruanganmu. Aku belajar tradisi ini darimu. Tradisi mengusir tamu dengan bantuan pelayan.” Jodha menatap Maham dengan geram, maham balas menatap dengan penuh kemenangan. Maham berkata, “aku sudah menyampaikan apa yang ingin kukatakan. Sampai jumpa.” Maham mengusir Jodha keluar dari kamarnya dengan memunggungi Jodha. Jodha pergi dengan geram dan terluka.
Penutup: Bangkit.co.id mengucapkan banyak terima kasih karena sobat terah berkenan singgah dihalaman ini untuk membaca Sinopsis Jodha Akbar Episode 90 Tanggal 16 Desember 2020 yang kita publikasikan.