106 Kata Kata Roman Picisan, Asli Bisa Bikin Baper

106 Kata Kata Roman Picisan, Asli Bisa Bikin Baper – halo kawula muda, hari ini bangkit ingin berbagi puisi Roman Picisan seperti yang banyak populer di sinetron yang tayang di televisi. Sebenarnya pusing juga membuat pengantar untuk ini tetapi karena rasa penasaran yang mendalam biar pun berantakan tak apalah dipaksakan.

Rangkaian Puisi dan kata kata roman picisan ini pastinya kita kutip dari web lain, karena bukan hal mudah untuk menciptakan kalimat yang menarik apa lagi bisa jadi populer seperti ini, mencarinya saja susah apalagi membuat uch pasti akan sangat sulit, cari mudahnya saja kita ambil dari web lain dan kita publikasikan ulang supaya lebih mudah ditemukan jika ada orang yang mungkin sedang membutuhkan Puisi Roman Picisan

Kata kata ini kita bagikan berkaitan dengan diputarnya kembali Sinetron Roman Picisan Oleh RCTI mulai tanggal 4 Juli 2018, anda bisa menyaksikan tayangannya pada jam 06.30 WIB. Dibintangi oleh Arbani Yasiz dan Adinda Azani ini diumumkan RCTI lewat akun Instagram resminya, @officialrcti. “Kangen keromantisan Roman dan Wulan? Atau kangen puisi-puisi Roman?,” tulis RCTI mengawali pengumumannya, Selasa, 3 Juli 2018.

Woke kita langsung saja menyimak 106 Kata kata Roman Picisan yang bisa bikin baper ini.

Puisi dan Kata Kata Roman Picisan

“Melepasmu, bukan keinginanku..
Tetapi ditetapkan menjadi takdir..
Menjadi tegar bukan pilihanku..
Tapi, itu menjadi satu-satunya jalan keluar..”

“Cinta..tidak pernah salah
Namun cinta..tak selalu indah
Cinta tak pernah menyiksa
Dia hanya menguji rasa
Cinta..tak akan pergi
Jika hasrat ingin bersama
Selalu kembali”

“Cinta..tidak pernah salah
Namun cinta..tak selalu indah
Cinta tak pernah menyiksa
Dia hanya menguji rasa
Cinta..tak akan pergi
Jika hasrat ingin bersama
Selalu kembali”

“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana.
Tanpa memikirkan rumitnya rumus fisika dan sulitnya perhitungan ekonomi.”

“Cintaku tak harus miliki dirimu, meski perih mengiris-iris segala janji”

“Cinta kau datang tanpa dikira
Kau pergi tanpa menyapa.
Cinta kau itu indahkan dunia,
Tapi kau tak lupa menabur luka.
Cinta, aku mohon padamu
jangan datang untuk pergi
jangan berbahagia lalu menyakiti.”

“Kata orang cinta itu buta
tapi kenapa aku tetap bisa memandangi keindahanmu
Kata orang cinta tak ada logika
Tapi kenapa pikiranku teratur menyimpan senyumu
Kata orang cinta itu menyakitkan
Tapi kenapa aku tetap bertahan”

“Kamu adalah kebenaran yang harus kuingkari
Kamu adalah keindahan yang tak mampu kunikmati
Kamu adalah keindahan yang hadir lewat mimpi”

“Berat bibir ini terucap
Perih mata ini menatap
Menjelang hadirnya perpisahan
Perpisahan bagiku derita
Memenjarakan kenangan
Menaburkan luka
Tapi perpisahan punya janji
Pasti akan bertemu lagi
Selama bukan perpisahan abadi”

“Ketika kita menghadapi kesulitan
Dan kita tidak menyerah
Itulah kekuatan kita”

“Apakah kamu tahu
saat aku bilang
aku benci kamu
hatiku menjerit tak setuju
Apakah kamu tahu
saat aku bilangaku rela melepasmu
itu kebohongan terburuk”

“Sebulan berlalu.
Dan aku hanya bisa menggenggam rindu
Berharap mampu lupakan
Tanpa perlu mengingat senyummu.”

“Kupikir sudah lupa
Ternyata rasa itu masih ada.
Mungkin hanya Wulan
yang mampu merusak move on sebulan!”

“Waktu,
Bukankah dia percaya sebagai pengobat luka?
Tapi kenapa kini dia hadir sebagai pengingat lara”

“Ini kesimpulan tentang hatiku.
Tentang rasa yang bergitu hebat
Tentang rindu yang menggeliat
Tentang dirimu,
yang semakin berat untuk kupikat.”

“Tentang rindu yang mengusik
Biarlah ini jadi tanggung jawabku
Pagi biarkan memburu senja.
Senja biarkan merangkul malam
Karena waktu takkan mampu menyapu rinduku
Tapi kamu.
Kamu adalah tujuan akhir rinduku berlabuh.”

“Saat aku lelah,
Kuminta rindu Untuk pergi.
Tapi rindu sudah tersesat dalam labirin hati.
Bersemayam abadi, agar aku terus teringat semuanya
Tentang kamu.”

“Kepercayaan itu ibarat kata sebuah kaca
Saat kaca itu pecah,
Pecahan kaca itu pun menjadi tajam.
Kepercayaan gue sama lo
Sekarang udah pecah.
Sekarang gua adalah pecahan kaca yang tajam itu
Jadi lebih baik, lo jaga jarak dari gue
Karena gue bisa aja melukai lo”

“Adakah rasa yang lebih menyakitkan
Dari hilangnya hak untuk menyapamu?
Adakah rindu yang lebih menyesakan
Dari sirnahnya kebersamaan kita.”

“Tenang lah jiwaku
Jangan bersedih
Tulus lah seperti hujan dimalam hari
Yang tidak bisa menampilkan pelangi”

“Kalau cinta sungguh mencinta
Dia tidak meminta.
Kalau cinta sungguh berharga
Dia tidak memaksa.
Senyumanmu adalah harapanku.
Bahagiamu adalah segalaku.
Meskipun senyuman dan bahagiamu. Tanpa aku..”

“Saat seseorang sudah berikan rasa nyaman
Mengusirnya sangat menyulitkan
Menggantinya hanyalah sebuah kemustahilan”

“Taukah kamu.
Saat temaram hatiku terang oleh senyumu
Aku serahkan rinduku untukmu
Saat gerimis senja hilang oleh pelangi di matamu
Aku titipkan harapanku padamu
Tetaplah menjadi rembulan di atas langit itu
Agar aku selalu menatapmu”

“Inilah aku.
Seorang pujangga yang ingin
Menjadi penjuang cinta
Aku merangkai asa dengan keterbatasanku
Berharap miliki hitungan detik yang singkat ini
Untuk selalu bersamamu..”

“Kamu yang manis
Namun perlahan mengikis
Kamu berjanji menjaga
namun perlahan menabur jelaga
Ku tak perlu semua indah
Ku tak menginginkan bahagia
Hanya satu kupinta
Apapun yang terjadi
Kau tetap ada”

“Aku disini.
Dan kau di seberang jalan itu
Ada lampu merah di tengah kita
Menjadi pembatas tanpa jeda
Lampu merah..
Berubahlah menjadi hijau
Agar tidak ada lagi yang menghalau.”

“Cinta itu butuh waktu
Tidak pernah datang lebih dahulu.
Atau bahkan terlambat datang
Cinta selalu menyapa
Pada saat yang tepat.”

“Seseorang berkata
ada satu cara membuat
wanita jatuh cinta.
yaitu buatlah dia tertawa
Namun ku tak pernah bisa
karena saat dia tertawa
Justru diriku yang semakin cinta”

“Saat malam datang tanpa hadirnya bintang
kau datang berikanku cahaya
saat angin semilir tak menyejukan hatiku
kau hadir membawa kesejukan lewat senyumu
Ijinkan hasratku bersandar dihatimu
agar rasa ini bisa memberi kehangatan di dalam hatimu”

“Jangan tanya sedang apa aku hari ini, karena yang kulakukan selalu sama. Sedang mencintaimu. Sedang mengharapkanmu. Setiap hari.”

“Cintaku tak harus miliki dirimu, meski perih mengiris-iris segala janji”

“Cinta kau datang tanpa dikira,
kau pergi tanpa menyapa..
Cinta kau itu indahkan dunia,
tapi kau tak lupa menabur luka..
Cinta, aku mohon padamu
jangan datang untuk pergi
jangan berbahagia lalu menyakiti..”

“Di penghujung hari yang hampir hilang
Ku tetap menggenggam rasaku
Tanpa memiliki kesimpulan tentang rasamu
Hanya mampu ratapi rasaku
Dan mendo’akan munculnya rasamu”

“Kata orang cinta itu buta
tapi kenapa aku tetap bisa memandangi keindahanmu
Kata orang cinta tak ada logika
Tapi kenapa pikiranku teratur
menyimpan senyumu
Kata orang cinta itu menyakitkan
Tapi kenapa aku tetap bertahan”

“Kamu adalah kebenaran yang harus kuingkari
Kamu adalah keindahan yang tak mampu kunikmati
Kamu adalah keindahan yang hadir lewat mimpi”

“Berat bibir ini terucap
Perih mata ini menatap
Menjelang hadirnya perpisahan

Perpisahan bagiku derita
Memenjarakan kenangan
Menaburkan luka
Tapi perpisahan punya janji
Pasti akan bertemu lagi
Selama bukan perpisahan abadi”

“Ketika kita menghadapi kesulitan
Dan kita tidak menyerah
Itulah kekuatan kita”

“Apakah kamu tahu
saat aku bilang
aku benci kamu
hatiku menjerit tak setuju

Apakah kamu tahu
saat aku bilang
aku rela melepasmu
itu kebohongan terburuk”

“Taukah kamu…
Saat temaram hatiku terang
oleh senyumu
Aku serahkan rinduku untukmu

Saat gerimis senja hilang
oleh pelangi di matamu
Aku titipkan harapanku padamu

Tetaplah menjadi rembulan
Di atas langit itu
Agar aku selalu menatapmu”

“Inilah aku…
Seorang pujangga yang ingin
Menjadi penjuang cinta
Aku merangkai asa dengan keterbatasanku
Berharap ..
miliki hitungan detik yang singkat ini
Untuk selalu bersamamu..”

“Kamu yang manis
namun perlahan mengikis
Kamu berjanji menjaga
namun perlahan menabur jelaga
Ku tak perlu semua indah
Ku tak menginginkan bahagia
Hanya satu kupinta
apapun yang terjadi
Kau tetap ada”

“Aku disini…
Dan kau di seberang jalan itu,
Ada lampu merah di tengah kita,
Menjadi pembatas tanpa jeda
Lampu merah…
Berubahlah menjadi hijau,
Agar tidak ada lagi yang menghalau.”

“Cinta itu butuh waktu..
Tidak pernah datang..
lebih dahulu…
Atau bahkan terlambat..
Datang..
Cinta selalu menyapa..
Pada saat yang..
Tepat..”

“Seseorang berkata,
ada satu cara membuat
wanita jatuh cinta…
yaitu buatlah dia tertawa..
Namun ku tak pernah bisa
karena..
saat dia tertawa,
Justru diriku yang semakin cinta”

“Saat malam datang tanpa hadirnya bintang
kau datang berikanku cahaya
saat angin semilir tak menyejukan hatiku
kau hadir membawa kesejukan
lewat senyumu..

Ijinkan hasratku
bersandar dihatimu
agar rasa ini
bisa memberi kehangatan
di dalam hatimu”

“Orang bilang..
Hati butuh seseorang tuk berlabuh..
Aku tak setuju..
Karena berlabuh bisa berlayar lagi
Dan meninggalkan luka hati..
hatiku butuh tempat perhentian abadi
tanpa mencari lagi..
aku berharap..
itu ada pada wulandari”

“Ada banyak panggilanmu
bunda, mama, atau ibu

Satu yang pasti, panggilan itu lebih mulia daripada ratu
Kau relakan tubuhmu, sebagai pintu masuk kami ke dunia ini
Kau hancurkan egomu, demi hadirkan tawa

Dibalik derai tangis kami, kau adalah pelangi dalam jiwaku
Kau lah kehangatan, disaat aku lelap dalam pangkuanmu”

“Harta paling berharga adalah waktu
Warisan paling tak ternilai adalah kesetiaan
Jika keduanya, kudapat darimu
Ku tak inginkan lagi semua yang semu..”

“Melepasmu, bukan keinginanku..
Tetapi ditetapkan menjadi takdir..
Menjadi tegar bukan pilihanku..
Tapi, itu menjadi satu-satunya jalan keluar..”

“Cinta..tidak pernah salah
Namun cinta..tak selalu indah
Cinta tak pernah menyiksa
Dia hanya menguji rasa
Cinta..tak akan pergi
Jika hasrat ingin bersama
Selalu kembali”

“Matamu memikat..
Tawamu mengikat..
Bohong jika aku tak terpikat..
Tapi dayaku..
Sebatas pandang..
Tanpa hak memiliki..
Tanpa rasa kuasa menyayangi..”

“Keindahan ini bernama Wulandari
yang mengalirkan hangat, dalam setiap aliran rinduku
Kenyamanan ini masih tentang Wulandari
yang selalu membawaku kepada pengharapan hatiku

Kini aku hanya bisa berucap lirih tentang waktu
andai sang waktu tak pernah berakhir
wulandari..
pasti tetap bersamaku”

“Papa..
Kau membuatku percaya
Kalau cinta itu ada
Dari caramu mencintaiku.
Papa..
Bagiku mama sangat berharga
Tapi sayangku padamu
Juga tak terkira
Papa..
Kau telah bahagiakan aku
Karena itu
Aku pun ingin kau bahagia.
Cerita cinta barumu terukir di tempat ini..
Tapi ku yakin
Bukan melupakan yang telah pergi
Karena..
Kenangan adalah harta yang abadi”

“Ku bohong kalau ku tak rindu
Karena tiap hari kuterbayang
Ayah dan Ibu

Godaan mengintai
Untuk kembali ke kampung halaman
Mengiris tekadku di perantauan

Tapi aku..
Aku tak boleh lemah
Aku tau aku tak boleh kalah
Biarlah lautan rindu ini
Kubalas dengan kebanggaan
Yang akan aku bawa pulang”

“Rindu..
Kau remas hatiku
Saat hasrat ingin bertemu
Tapi terhalang oleh waktu
Waktu..
Jika nanti terobati rinduku
Ku mohon hentikan detikmu
Agar aku bisa bersamanya selalu”

“Waktu berputar
Namun hatiku
Tak kunjung pintar
Kembali berdarah
Selalu bernanah
Saat menghampiri
Penolakanmu
Setiap tak dapat
Disambutmu..”

“Hormat untuk
Sang saka romansaku
Terima kasih pada
Sang Pencipta
Atas Wulandari
Yang kau ciptakan..”

“Di hujung musim yang menyisakan dingin
Daun-daun berguguran.

Pohon-pohon bertumbangan
Akar-akar pun berteriak
Tanah pun kering kerontang.

Kemana hujan yang ku rindu
Kemana pula pelangi yang kutunggu
Mungkin memang mereka..
Mereka ingin mati.

Mungkin pula mereka memang tak peduli lagi…
Pada manusia
Yang tak bisa menjaga berkah Ilahi”

“Aku melihat cinta di kejauhan..
Indah tatapnya..
Manis senyumnya..
Ku kira..
Dia kan datang..
Nyata nya hanya menaruh angan..
Hatiku diam..
Meratap takdir yang ku genggam.
Ku tenun harapan..
Tapi Tuhan yang punya ketentuan.”

“Matamu terbuka..
Sebelum mentari ada
Langkah mu tegak tercipta
Mengejar impian dunia.

Uang..
Bagimu yang utama
Waktu..
Hanya bagi dia semata
Keluarga..
itu nomor dua
Persahabatan..
Sudah tiada artinya.

Namun apa yang kau dapat kawan
Hanyalah aroma kehampaan
Rasa puas tak kunjung datang
Dan harimu berakhir
Karena takdir Tuhan.

Puisi Roman Picisan

Dikelilingi sahabat dan keluarga
Mereka menangisi kepergianmu
bukan uangmu”

“Roda mesin yang ku naiki ini..
Terus menjauh..
Apa dia kembalipun..
Aku tak tau..
Yang kini ku tau..
Hanya Wulandari..
Yang searang jauh dan ku rindu..
Yang sekarang jauh
Dari tatapan mataku..

“Biarpun jarak membentang
Mata tak bisa saling memandang..
Ku biarkan kata-kata berkelana
Menembus hati yang jauh
Menghapus..
Semua air mata yang jatuh”

“Penyesalanku membuncah tak terbendung
Saat kusadari..
Ku tak mampu membuatmu terlindung
Hati dan jiwaku luluh lantak
Saat kulihat keindahan di hadapanku terkoyak
Andaikan keajaiban tercipta untukku
Ku ingin hadirkan peduliku ke sisimu”

“Bapak..
Kulihat gurat lelah di wajahmu
Membias menyapu senyum di bibirmu
Tapi aku tau
Lelahmu tak memudarkan kasih sayangmu

Mak,
Kaulah pelangi diruang damaiku
Kau hempaskan peluh dengan kasihmu
Agar damai ini selalu hangat bersamaku
Lalu..

Kulihat malaikat kecil yang kusebut adik
Tersenyum membawa damai
Tertawa ceria membawa suka
Bukan harta yang menjadi warisan tak terperih
Namun keluarga yang saling menyayangi”

“Rindu..
Kau remas hatiku saat hasrat ingin bertemu
Tapi terhalang oleh waktu
Waktu..
Jika nanti terobati rinduku
Kumohon hentikan detikmu
Agar aku bisa selamanya selalu”

“Pelangi itu, kini bisa kulihat lagi warnanya
senyum itu, kini bisa kurasakan lagi manisnya
Bidadari itu, masih tetap sama indahnya
Masih tetap sama namanya masih tetap
Wulandari yang ku puja”

“Ini bukan tentang romansa
Tapi ini tentang arti bersama
Saat tangan terbiasa merangkul
Kini patah karena ego yang terkumpul
Sahabat..
Langkah kita biarlah terus beriringan
Tanpa ada amarah di angan
Jangan biarkan dahan kita patah
Jangan biarkan persahabatan terbelah
Kau lah..
Arti bersama yang sesungguhnya”

“Malam ini..
Ku tatap jelaga hitam
Menyelimuti hati yang terperosok dalam..
Aku sesak..
Aku tenggelam dalam dendam
Aku teriak..
Dalam amarah dan gigi gemertak
Ku butuh kedamaian..
Untuk meraihku dari ruang hampa yang gelap
Dari dendam yang membuat pengap
Hampiriku wahai ikhlas
Karena ku tak ingin, semakin tergilas”

“Cintaku sederhana..
Saat ku lihat bidadariku tersenyum,
Kupastikan dia akan ada di pelukku..
Takkan pernah ku biarkan siapapun merampas
Keindahan pelangi di matanya
Rasaku juga tetap sama..
Biar pelangi itu..
Belum tentu bisa ku genggam..
Tapi ku selalu menatap warna indahnya..”

“Hitam menyelimuti langitku,
melahap senjaku
Wahai malam,
Gelapmu sungguh kelam
Membuatku tak mampu terpejam
Wahai bintang gemerlap,
Bersinarlah kerlip-kerlap
Terangi langit itu,
Sinari hatiku”

“Bulan purnama itu merintih
Bidadariku tertatih
Senyumannya tak bisa kunikmati
Cerianya tak hadir pagi ini
Sembuhlah purnamaku
Sehatlah bidadariku
Karena aku tidak mampu
Melewati satu hari tanpa tawamu”

“Kupikir..
Aku sudah membuat semua orang iri
Karena ku terbang bersama bidadari
Khayalku membumbung ke angkasa

Anganku..
Menari melintasi cakrawala
Namun..
Seketika badai menghajar

Meremukan khayalku tanpa ampun
Menghempas anganku bagai lapas
Kini ku terdiam dalam perih
Meratapi bidadari yang tak mampu ku raih”

“Ya Allah
Hamba tak punya hak untuk meminta kepadamu
Agar semua permasalahan ini pergi dari hamba
Tapi hamba mohon kepadamu ya Allah
Berikanlah kekuatan dan kesabaran
Agar hamba bisa menjalani ini semua
Dan buatlah hamba percaya
Akan ada rencanamu yang indah di balik semua ini”

“Cintaku sederhana
Hanya ingin disisi Wulandari
Menjaga bulan purnamaku tanpa henti
Melindungi bidadariku tanpa terganti
Namun..
Takdir memaksa cinta ini menjadi kering
Hanya sebagai hiasan dinding
Karena dianggap tak pantas bersanding”

“Ku ingin terbang Ke langit itu
Menggapai bintang nan cemerlang
Tuk ku persembahkan pada bapakku
Ku mau menyelami samudera
Mendapatkan mutiara nan berkilau
Untuk ku mahkotakan pada mamakku
Namun..
yang kudapat hanyalah pecahan kaca
Yang merobek harapan bapak menjadi luka
Yang menghancurkan mimpi mamak”

“Jantungku bergetar hebat
Setiap khawatirkanmu
Nadiku bergetar kuat
Setiap ku tahu kau terluka
Harusnya kau tahu
Aku bukan dewa
Aku tak selalu mampu menjaga
Namun tak sanggup bila kau celaka”