Intip Rahasia Kalimat Pasif yang Wajib Kamu Ketahui


Intip Rahasia Kalimat Pasif yang Wajib Kamu Ketahui

Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai atau menerima tindakan dari verba. Subjek kalimat pasif biasanya diawali dengan kata “di-“, “diper-“,”diperkan”.

Kalimat pasif sering digunakan untuk:

  • Menekankan objek atau penerima tindakan
  • Menghindari penyebutan subjek yang melakukan tindakan
  • Memberikan kesan formal atau objektif

Dalam tata bahasa Indonesia, kalimat pasif dapat dibentuk dengan dua cara, yaitu:

  1. Menggunakan kata bantu “di-”
  2. Menggunakan kata bantu “ter-”

Kalimat Pasif Adalah

Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai atau menerima tindakan dari verba. Berikut adalah lima aspek penting terkait kalimat pasif:

  • Subjek Pasif
  • Verba Pasif
  • Objek Pasif
  • Pembentuk Pasif
  • Fungsi Pasif

Subjek Pasif adalah pihak yang dikenai atau menerima tindakan dari verba. Subjek pasif biasanya ditandai dengan kata “di-“, “diper-“, atau “ter-“.
Verba Pasif adalah bentuk verba yang digunakan dalam kalimat pasif. Verba pasif biasanya ditandai dengan akhiran “-kan”, “-i”, atau “-kan”.
Objek Pasif adalah pihak yang melakukan tindakan pada subjek pasif. Objek pasif biasanya tidak disebutkan dalam kalimat pasif.
Pembentuk Pasif adalah kata yang digunakan untuk membentuk kalimat pasif. Pembentuk pasif dapat berupa kata “di-“, “diper-“, atau “ter-“.
Fungsi Pasif adalah tujuan penggunaan kalimat pasif. Kalimat pasif dapat digunakan untuk menekankan objek, menghindari penyebutan subjek, atau memberikan kesan formal.

Subjek Pasif

Subjek pasif adalah salah satu unsur penting dalam kalimat pasif. Subjek pasif merupakan pihak yang dikenai atau menerima tindakan dari verba. Berbeda dengan subjek aktif yang melakukan tindakan, subjek pasif bersifat pasif atau dikenai tindakan.

Subjek pasif biasanya ditandai dengan adanya kata “di-“, “diper-“, atau “ter-” pada awal kata. Misalnya, pada kalimat “Buku itu dibaca oleh Andi”, “buku” merupakan subjek pasif karena dikenai tindakan membaca yang dilakukan oleh Andi.

Keberadaan subjek pasif sangat penting karena menunjukkan siapa atau apa yang dikenai tindakan dalam kalimat pasif. Tanpa subjek pasif, kalimat pasif akan menjadi tidak jelas dan sulit dipahami.

Verba Pasif

Verba pasif merupakan salah satu unsur penting dalam kalimat pasif. Verba pasif adalah bentuk kata kerja yang digunakan untuk menyatakan bahwa subjek dikenai atau menerima tindakan. Verba pasif biasanya ditandai dengan adanya akhiran “-kan”, “-i”, atau “-kan”.

  • Bentuk Verba Pasif

    Verba pasif dapat dibentuk dengan tiga cara, yaitu:

    1. Menambahkan akhiran “-kan” pada verba aktif, misalnya: baca -> dibaca
    2. Menambahkan akhiran “-i” pada verba aktif, misalnya: pukul -> dipukul
    3. Menambahkan akhiran “-kan” pada verba aktif yang sudah mendapat awalan “me-“, misalnya: menulis -> dituliskan
  • Fungsi Verba Pasif

    Verba pasif memiliki beberapa fungsi, yaitu:

    • Menekankan objek yang dikenai tindakan, misalnya: “Buku itu dibaca oleh Andi” (menekankan buku sebagai objek yang dibaca)
    • Menghindari penyebutan subjek yang melakukan tindakan, misalnya: “Rumah itu telah dibangun” (tidak disebutkan siapa yang membangun rumah)
    • Memberikan kesan formal atau objektif, misalnya: “Peraturan ini ditetapkan oleh pemerintah” (kesan formal)
  • Penggunaan Verba Pasif

    Verba pasif banyak digunakan dalam berbagai jenis teks, seperti:

    • Teks berita
    • Teks ilmiah
    • Teks hukum
    • Teks pemerintahan

Dengan memahami verba pasif, kita dapat menggunakannya secara efektif dalam kalimat pasif untuk menyampaikan informasi dengan jelas dan sesuai dengan konteks.

Objek Pasif

Objek pasif merupakan unsur penting dalam kalimat pasif yang menunjukkan pihak yang melakukan tindakan pada subjek pasif. Keberadaan objek pasif dalam kalimat pasif bersifat tidak langsung, artinya tidak disebutkan secara eksplisit seperti pada kalimat aktif.

  • Peran Objek Pasif

    Objek pasif memiliki peran penting dalam memberikan informasi lengkap mengenai tindakan yang dilakukan pada subjek pasif. Dengan mengetahui objek pasif, pembaca dapat memahami secara jelas siapa atau apa yang melakukan tindakan tersebut.

  • Ciri-ciri Objek Pasif

    Objek pasif dalam kalimat pasif biasanya tidak didahului oleh preposisi “oleh”. Hal ini membedakannya dengan objek pelaku pada kalimat aktif yang selalu didahului oleh preposisi “oleh”.

  • Contoh Objek Pasif

    Contoh kalimat pasif dengan objek pasif: “Rumah itu dibangun oleh tukang.” Pada kalimat tersebut, “tukang” merupakan objek pasif yang melakukan tindakan membangun rumah.

  • Implikasi Objek Pasif dalam Kalimat Pasif

    Kehadiran objek pasif dalam kalimat pasif memberikan beberapa implikasi, di antaranya:

    • Menekankan objek yang dikenai tindakan
    • Menghindari penyebutan subjek pelaku
    • Memberikan kesan formal atau objektif

Dengan memahami objek pasif, kita dapat menggunakan kalimat pasif secara efektif dalam berbagai konteks penulisan. Kalimat pasif yang disusun dengan tepat akan membantu pembaca memahami informasi dengan jelas dan sesuai dengan tujuan penulisan.

Pembentuk Pasif

Pembentuk pasif merupakan unsur penting dalam pembentukan kalimat pasif. Pembentuk pasif berfungsi untuk mengubah verba aktif menjadi verba pasif, sehingga subjek kalimat dikenai atau menerima tindakan dari verba.

Dalam bahasa Indonesia, terdapat tiga pembentuk pasif yang umum digunakan, yaitu “di-“, “diper-“, dan “ter-“. Pemilihan pembentuk pasif didasarkan pada verba aktif yang digunakan. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang masing-masing pembentuk pasif:

  • di-: Digunakan untuk verba aktif yang tidak berawalan “me-” dan bukan merupakan verba transitif, misalnya: baca -> dibaca, pukul -> dipukul.
  • diper-: Digunakan untuk verba aktif yang berawalan “me-” dan merupakan verba transitif, misalnya: menulis -> ditulis, mengerjakan -> dikerjakan.
  • ter-: Digunakan untuk verba aktif yang menyatakan perubahan keadaan atau proses, misalnya: rusak -> rusak, pecah -> pecah.

Penggunaan pembentuk pasif yang tepat sangat penting untuk membentuk kalimat pasif yang benar dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Dengan memahami dan menggunakan pembentuk pasif dengan baik, kita dapat menyampaikan informasi secara jelas dan efektif dalam berbagai konteks penulisan.

Fungsi Pasif

Fungsi pasif merupakan aspek penting dalam kalimat pasif yang memengaruhi penggunaan dan makna kalimat tersebut. Berikut adalah beberapa fungsi pasif dalam kalimat pasif:

  • Menekankan Objek

    Kalimat pasif dapat digunakan untuk menekankan objek yang dikenai tindakan, sehingga objek tersebut menjadi fokus utama kalimat. Misalnya: “Buku itu dibaca oleh siswa” (menekankan buku sebagai objek yang dibaca).

  • Menghindari Penyebutan Subjek

    Kalimat pasif juga dapat digunakan untuk menghindari penyebutan subjek yang melakukan tindakan, sehingga fokus kalimat beralih pada tindakan itu sendiri. Misalnya: “Rumah itu telah dibangun” (tidak disebutkan siapa yang membangun rumah).

  • Memberikan Kesan Formal atau Objektif

    Kalimat pasif sering digunakan dalam konteks formal atau objektif, karena kalimat pasif dapat memberikan kesan yang lebih netral dan tidak memihak. Misalnya: “Peraturan ini ditetapkan oleh pemerintah” (kesan formal).

Dengan memahami fungsi pasif, kita dapat menggunakan kalimat pasif secara efektif dalam berbagai konteks penulisan. Kalimat pasif yang digunakan dengan tepat akan membantu pembaca memahami informasi dengan jelas dan sesuai dengan tujuan penulisan.


Pertanyaan Umum tentang Kalimat Pasif

Berikut adalah beberapa pertanyaan umum tentang kalimat pasif yang sering ditanyakan:

Pertanyaan 1: Apa itu kalimat pasif?

Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai atau menerima tindakan dari verba. Subjek kalimat pasif biasanya ditandai dengan adanya kata “di-“, “diper-“, atau “ter-” pada awal kata.

Pertanyaan 2: Kapan sebaiknya menggunakan kalimat pasif?

Kalimat pasif sebaiknya digunakan ketika kita ingin menekankan objek, menghindari penyebutan subjek, atau memberikan kesan formal atau objektif.

Pertanyaan 3: Apa saja fungsi kalimat pasif?

Fungsi kalimat pasif antara lain menekankan objek, menghindari penyebutan subjek, dan memberikan kesan formal atau objektif.

Pertanyaan 4: Bagaimana cara membentuk kalimat pasif?

Kalimat pasif dapat dibentuk dengan menambahkan kata “di-“, “diper-“, atau “ter-” pada awal kata kerja.

Dengan memahami pertanyaan umum ini, diharapkan kita dapat menggunakan kalimat pasif dengan tepat dan efektif dalam berbagai konteks penulisan.

Untuk mempelajari lebih lanjut tentang kalimat pasif, silakan baca artikel Tips Menggunakan Kalimat Pasif.


Tips Menggunakan Kalimat Pasif

Kalimat pasif dapat menjadi alat yang efektif untuk menyampaikan informasi secara jelas dan ringkas. Berikut adalah beberapa tips untuk menggunakan kalimat pasif secara efektif:

Tip 1: Gunakan kalimat pasif untuk menekankan objek
Kalimat pasif dapat digunakan untuk mengalihkan fokus kalimat ke objek yang dikenai tindakan. Hal ini berguna ketika kita ingin memberikan penekanan khusus pada objek tersebut. Contoh: “Penghargaan itu diberikan kepada siswa terbaik.”

Tip 2: Gunakan kalimat pasif untuk menghindari penyebutan subjek
Dalam beberapa kasus, kita mungkin ingin menghindari menyebutkan subjek yang melakukan tindakan. Kalimat pasif memungkinkan kita melakukan hal ini dengan tetap menyampaikan informasi yang diperlukan. Contoh: “Buku itu telah dibaca oleh banyak orang.”

Tip 3: Gunakan kalimat pasif untuk memberikan kesan formal atau objektif
Kalimat pasif sering digunakan dalam konteks formal, seperti dalam penulisan akademis atau hukum. Hal ini karena kalimat pasif dapat memberikan kesan yang lebih netral dan objektif. Contoh: “Peraturan ini ditetapkan oleh pemerintah.”

Tip 4: Perhatikan penggunaan verba pasif dengan benar
Pastikan untuk menggunakan verba pasif dengan benar sesuai dengan kaidah bahasa. Hindari penggunaan kalimat pasif yang berlebihan atau tidak perlu, karena dapat membuat kalimat menjadi berbelit-belit dan sulit dipahami.

Dengan mengikuti tips ini, kita dapat menggunakan kalimat pasif secara efektif untuk menyampaikan informasi dengan jelas, ringkas, dan sesuai dengan konteks penulisan.