Sinopsis Ronggeng Dukuh Paruk merupakan sebuah novel yang ditulis pada tahun 1982 bercerita tentang kondisi suatu desa yang berada dalam kondisi mengenaskan, kemiskinan melanda, kelaparan serta kebodohan. Ditulis oleh penulis Indonesia asal Banyumas, Ahmad Tohari.
Novel Ronggeng Dukuh Paruk pertama kali diterbitkan tahun 1982 dalam bentuk trilogi, yaitu Catatan Buat Emak, Lintang Kemukus Dini Hari, dan Jantera Bianglala. Setahun kemudian, novel ini diadaptasi ke dalam film Darah dan Mahkota Ronggeng dengan sutradara Yazman Yazid dan dibintangi Ray Sahetapy dan Enny Beatrice. Pada tahun 2003, Gramedia Pustaka Utama menerbitkan trilogi ini menjadi satu novel dengan judul Ronggeng Dukuh Paruk. Penerbitan ulang ini disertai penyertaan bagian-bagian yang sempat disensor. Hingga tahun 2012,
Sinopsis Novel Ronggeng Dukuh Paruk
Dukuh Paruk adalah sebuah desa yang terletak di pedukuhan yang sangat terpencil. Di desa yang keadaannya kering kerontang itu terdapat penduduk yang mempercayai bahwa mereka keturunan dari Ki Secamenggala, seorang bromocorah yang dianggap sebagai nenek moyang mereka.
Srintil merupakan anak pembuat tempe bongkrek yang menjadi piatu akibat bencana tempe bongkrek. Sejak kecil srintil dirawat oleh kakek dan neneknya. Saat usianya masih anak-anak, Srintil memiliki seorang teman yang bernama Rasus, Warta, dan Darsun. Ketiganya sangat senang melihat Srintil menari bak ronggeng. Meskipun masih kecil, Srintil sangat pandai menari.
Suatu ketika Srintil menari tayub saat Rasus dengan teman-temannya mengiringi tariannya dengan tembang dan musik. Meskipun suara calung dan gendang tersebut dibuat dari mulut mereka, Srintil menari serupa tarian ronggeng.
Kemampuan Srintil menari ronggeng akhirnya diketahui oleh kakeknya dan ia menyampaikannya kepada Kertareja, seorang dukun ronggeng. Kehadiran Srintil, yang saat itu berusia sebelas tahun, merupakan peristiwa yang ditunggu-tunggu oleh penduduk Dukuh Paruk. Kemampuan Srintil menari ronggeng, menghidupkan kembali tradisi yang selama ini telah hilang.
Jadilah Srintil diasuh oleh Kertareja dan istrinya untuk dijadikan seorang ronggeng besar kebanggaan Dukuh Paruk. Kabar munculnya seorang ronggeng baru yang sudah dua belas tahun lamanya sirna, terdengar oleh masyarakat, senyum bahagia mekar di wajah mereka. Senang rasanya akhirnya Dukuh Paruk yang sudah lama tidur kembali bangun.
Namun untuk meggapai cita-citanya menjadi seorang ronggeng sejati, Srintil harus melewati berbagai tahapan. Mulai dari menari beberapa ronde setiap malam, mandi kembang di kuburan Ki Secamenggala yang katanya nenek moyang semua penghuni Dukuh Paruk, hingga harus melakukan ritual buka kelambu yang artinya Srintil harus menyerahkan keperawanannya kepada seorang laki-laki yang mampu memenuhi syarat yang diajukan.
Rasus tidak rela melihat itu. Ia tidak rela melihat Srintil melepas kesuciannya begitu saja demi ritual buka klambu untuk menjadi ronggeng yang sesungguhnya. Srintil juga berada di dalam kebimbangan antara ingin menjadi ronggeng yang sesungguhnya dan merasa takut melakukan ritual tersebut. Ritual itu sebenarnya juga amat berat baginya. Akan tetapi akhirnya Srintil memberikan kesuciannya kepada Rasus secara diam-diam tanpa imbalan apapun, meskipun setelah itu juga ada lelaki yang memenangkan sayembara buka klambu itu.
Srintil akhirnya menjadi ronggeng yang terkenal setelah ritual buka klambu dilaksanakan. Ia menjadi ronggeng yang laris dan menjadi pembicaraan semua orang. Setiap orang memujinya. Ia juga semakin kaya setelah menjadi ronggeng. Tak kuasa melihat Srintil yang telah menjadi ronggeng, Rasus pindah dari Dukuh Paruk ke Dawuhan. Di sana ia menjadi buruh pengupas ubi kayu. Tetapi takdir membawanya kembali bertemu Srintil yang mengenakan banyak perhiasan emas yang bertengger menghias tubuh moleknya, hasil Srintil meronggeng setiap malam. Hampir semua pertemuannya dengan Srintil, selalu berakhir di sebuah perumahan warga, tempat mereka menyalurkan nafsu birahi.
Hingga suatu hari Rasus bertemu dengan Sersan Slamet yang diutus untuk mengusir perampok yang berkeliaran di kampung mereka dan menjadi tobang yang melayani kebutuhan tentara-tentara di barak militer, dekat pasar Dawuan. Rasus pun akhirnya juga diangkat menjadi seorang tentara berkat kejujuran dan kegigihannya. Setelah menjadi ronggeng, justru Srintil menyadari bahwa ia mencintai Rasus. Ia ingin merasakan kelembutan sentuhan lelaki dan merasa jenuh menjadi ronggeng.
Srintil mengajak Rasus menikah, tetapi Rasus menolak karena lebih memilih menjadi tentara. Srintil sangat bersedih karena hal tersebut. Srintil yang sudah mulai merasa jenuh menjadi seorang ronggeng Dukuh Paruk, sering menolak untuk melayani para lelaki. Bahkan beberapa kali menolak untuk meronggeng. Sebenarnya ia ingin memiliki hidup yang lebih tenang, yaitu memiliki suami dan anak. Memiliki keluarga yang bisa menenteramkan hatinya. Ia juga masih mengharapkan Rasus, seorang lelaki Dukuh Paruk yang kini telah menjadi tentara. Banyak sekali permasalahan yang mulai membuat Srintil untuk enggan meronggeng. Apalagi ia mulai menemukan Goder yang diangkat menjadi anaknya. Ia sangat memanjakan Goder layaknya anak sendiri. Ia semakin teguh untuk berhenti meronggeng dan menciptakan hidup baru.
Namun tiba-tiba petaka muncul menghantam Dukuh Paruk. Dukuh paruk diguncang oleh panas dan liciknya dunia politik. Dukuh Paruk dituduh menjadi anggota partai komunis setelah terlibat dengan oknum partai tersebut. Dengan segala kebodohan yang dimiliki Dukuh Paruk, Srintil bersama beberapa masyarakat Dukuh Paruk lainnya ditahan. Srintil menjadi orang Dukuh Paruk yang paling lama ditahan. Setelah ia dibebaskan, kehidupannya sudah mulai berubah. Ia mulai tertutup dengan orang lain. Pandangan orang lain terhadapnya juga mulai berubah karena identik dengan partai komunis tersebut serta menjadi bekas tahanan.
Sinopsis Novel Ronggeng Dukuh Paruk Singkat
Hingga ia bertemu dengan Bajus, lelaki yang muali dekat dengannya. Dengan ketulusan dan kebaikan Bajus, Srintil menjadi terbuka dan dekat dengan Bajus. Semakin hari Srintil semakin dekat dengan Bajus dan kehidupan Srintil mulai membaik. Rasus yang telah lama tidak pulang, akhirnya kembali ke Dukuh Paruk untuk berlibur. Mengetahui hal itu hati Srintil sempat goyah. Ia sebenarnya masih menyimpan rasa terhadap Rasus, tetapi ia tak bisa berbuat apa-apa. Ia juga menyadari bahwa ia sedang dekat dengan Bajus.
Suatu hari Srintil diajak Bajus untuk mengikuti acara tertentu. Ternyata selama ini Bajus telah memiliki rencana jahat terhadap Srintil. Bajus ingin menyerahkan Srintil kepada bosnya sebagai hadiah agar bisnisnya lancar. Srintil sangat terpukul karena ia telah begitu percaya pada Bajus. Namun Bajus justru merupakan lelaki yang jahat. Karena itu, Srintil mengalami gangguan jiwa dan menjadi gila. Melihat kondisi Srintil yang memprihartinkan, Rasus merasa iba. Ia akhirnya membawa Srintil ke rumah sakit jiwa.