Olimpiade Rio 2016 Indonesia Targetkan Gondol 3 Medali Emas

Bangkit.co.idOlimpiade Rio 2016 Indonesia Targetkan Gondol 3 Medali Emas, Turut menyukseskan jalannya Olimpiade Rio Negara tercinta Indonesia telah mengirimkan 28 Atlet yang terbagi dari tujuh cabang olahraga; bulutangkis, atletik, panahan, dayung, angkat besi, balap sepeda dan renang. Olimpiade Rio 2016 rencananya akan resmi dimulai pada hari Jumat (05/08) malam waktu setempat atau Sabtu (06/08) pagi waktu Indonesia.

Dari tiga target medali emas itu, dua emas diharapkan pemerintah diraih oleh cabang olahraga bulu tangkis dan satu dari angkat besi.

“Karena dari evaluasi kami dan (melihat) pemeringkatan prestasi atlet dua tahun terkahir, yang secara realistis meraup emas ya dua (cabang olahraga itu). Jadi kami harus berikan gambaran utuh yang benar kepada masyarakat,” ungkap Deputi Peningkatan Prestasi Olah Raga Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto, kepada BBC Indonesia, Kamis (04/08).

Pada Olimpiade kali ini, Indonesia mengirimkan 28 atlet dari tujuh cabang olahraga; bulutangkis, atletik, panahan, dayung, angkat besi, balap sepeda dan renang.

Jumlah atlet Indonesia yang lulus seleksi ini, lebih banyak daripada jumlah atlet pada Olimpiade London 2012, yaitu 22 atlet, dan Olimpiade Beijing 2008, sebanyak 24 atlet.

Gatot mengingatkan, lebih banyaknya jumlah atlet bukan berarti membuat perolehan medali lebih banyak pula.

“Itu harapan (saja) ya. Jangan dilihat apple to apple. Jumlah atlet 28, jangan dianggap setengahnya akan dapat medali. Kami berkali katakan, jumlah atlet tidak berbanding lurus dengan perolehan medali. Hitung-hitungannya kita lihat dari prestasi atlet.”

Sebelumnya, pada Olimpiade London 2012, kontingen Indonesia paceklik emas. ‘Tradisi’ emas di cabang olahraga bulu tangkis, urung diraih. Indonesia hanya memperoleh satu perak dan satu perunggu dari angkat besi. Peringkat Indonesia pun anjlok ke posisi 63, dari posisi 42 pada Olimpiade Beijing 2008.
Emas yang belum terjawab

Optimisme yang didasarkan pada perbaikan persiapan dan prestasi jelang Olimpiade itu, diakui Eko Yuli Irawan, atlet angkat besi yang meraih masing-masing satu perunggu di Olimpiade London 2012 dan Olimpiade Beijing 2008.

Saat dihubungi BBC Indonesia, Eko, yang sudah berada di Rio de Janeiro mengungkapkan, jika pada Olimpiade 2012 persiapan baru dilakukan empat bulan jelang Olimpiade, tahun ini persiapan dilakukan sejak lebih tujuh bulan sebelum pesta olahraga terakbar itu dimulai.

“Akomodasi untuk atlet pun ditambah dari Rp200.000 menjadi Rp500.000 per hari. (Alhasil) dari angkatan, prestasi latihan, juga lebih baik dari persiapan waktu Olimpiade 2012 dulu,” ungkapnya.

Eko menuturkan jika pada persiapan Olimpiade London rekor beban yang berhasil diangkatnya adalah 317 kg, maka pada persiapan Olimpiade Rio, rekornya mencapai 325 kg.

Namun, kata Eko itu masih di bawah target 335 kg, karena “saingan terberat, dari Cina, angkatannya mencapai 333 kg”.

“Makanya sekarang target emas (yang disebut pemerintah) itu belum bisa dijawab. Tapi kita harapkan (nanti) di panggung tercapai,” papar Eko.

Untuk memacu semangat atlet, pemerintah juga menjanjikan bonus Rp5 miliar untuk peraih medali emas, Rp2 miliar untuk perak dan Rp1 miliar untuk perunggu.

Nilai tersebut lebih besar daripada bonus saat Olimpiade London 2012, yang mana Rp1 miliar diberikan kepada peraih emas (saat itu tidak ada), Rp400 juta untuk peraih medali perak dan Rp200 juta untuk perunggu.

“Kalau untuk menambah motivasi itu pasti. Kita senang. Tapi kita tidak mengharapkan bonusnya dulu. Untuk mengharapkan itu kan perlu medalinya dulu,” pungkas Eko.
Diragukan

Namun, optimisme pemerintah itu diragukan.

Meskipun mengakui cabang olahraga bulutangkis paling berpotensi meraih emas, wartawan olahraga senior Indonesia, Atman Ahdiat menilai Indonesia “harus bekerja lebih keras lagi, karena persiapan cabang bulutangkis tidak jauh berbeda dengan saat Olimpiade London”.

Berkaca pada pelaksanaan turnamen Indonesia Open 2016 dan Piala Thomas-Uber 2016, kontingen Indonesia disebutnya “kurang spirit of fighting, stamina cepat kendor. Seharusnya latihan harus ditingkatkan lagi.”

Di dua kejuaraan itu, Indonesia tidak meraih gelar juara. Atman juga menyangsikan atlet angkat besi Indonesia dapat meraih emas. “Mempertahankan yang lalu (perak, perunggu) itu sudah bagus. Karena ini pesaingnya berat, dari Cina dan Kolombia.”

Dia menekankan kelemahan paling mendasar kontingen Indonesia secara umum adalah kurang jam terbang dalam kompetisi internasional.

“Karena yang namanya olahraga, kita ditempa kompetisi. Tapi selama ini kita lihat, atlet-atlet cabang apapun itu, kecuali bulutangkis, atlet kita itu lebih banyak latihan dan latihan. Padahal faktor utamanya itu kompetisi. Dari kompetisilah mereka terus (terasah), siap bertanding, apalagi kalau pertandingan luar negeri. Ini memang kembali lagi ke urusan dana.”

Namun, itu dibantah pemerintah. “Tidak juga. Anda lihat dayung itu, rowing itu berkali-kali ikut, panahan itu berkali-kali ikut. Kalau anggaran negara kami akui kurang, tetapi kalau try out itu cukup kok,” tegas Gatot S. Dewa Broto.

Bagaimanapun, pemerintah mengaku telah mengucurkan Rp35 miliar untuk akomodasi dan keberangkatan 28 atlet Indonesia ke Brazil. Ini termasuk penerbangan kelas bisnis “karena perjalanan jauh”.

Sekarang masyarakat hanya bisa menunggu apakah lagu Indonesia Raya akan berkumandang kembali di ajang olahraga dunia empat tahun sekali ini, atau tidak.