Punya 20 Miliar, PSM Tak Inginkan Pemain Timnas

Bangkit.co.id—Munarfi Arifuddin, Chief Executive Officer PSM Makassar mengatakan sebanyak 20 miliar dana disiapkan untuk belanja pemain dan pelatih untuk menyambut liga resmi 2017.

Menurutnya, dana itu tidak hanya untuk membeli pemain tetapi juga untuk operasional sepanjang kompetisi.  “Dana itu untuk jangka panjang. Selain menyiapkan biaya kontrak pemain, kita menyiapkan biaya operasional sepanjang laga nantinya,” ucapnya (22/12/2016).

Ia juga menejelaskan bahwa setelah melepas sembilan pemainnya, PSM berencana mendatangkan enam pemain lokal dan tiga pemain asing. Oleh sebab itu, untuk menghadapi Liga Super Indonesia, manajemen membutuhkan dana yang besar.

PSM akan tetap menaati regulasi dari kompetisi sebelumnya yaitu Torabika Soccer Championship (TSC), dimana tiga pemain asing dan satu pemain Asia. Dengan dana itu, Munafri berharap timnya mampu menjuarai liga musim depan.

Terkait apakah ada pemain nasional yang akan direkrut, Munafri mengatakan pihaknya belum tertarik. Menurutnya, nilai kontrak pemain nasional lebih mahal sementara kualitasnya tidak jauh dari pemain-pemain PSM saat berlaga di TSC.

“Kita berlogika, pemain timnas itu seperti supermarket, harga barangnya sudah jelas beda dibanding yang di jual biasa di luar. Tapi ngapain kita belanja di supermarket kalau kualitas barang di luar sama dan lebih murah,” ucapnya. “Apalagi kualitas pemain kita juga enggak kalah jauh oleh pemain timnas.”

Terkait dana, Munafri juga berharap mendapat dukungan sponsor. Ia mengatakan, “Sudah ada beberapa perusahaan nasional yang kita ajak bicara untuk mengisi slot sponsor yang kosong.”

Walaupun berharap mendapat dukungan sponsor, Munafri tidak ingin kostum PSM nantinya penuh dengan ‘embel-embel’ sponsor. Ia mengatakan “Kalau ada yang mau, kita berharap angka-angkanya secara bisnis bagus, sponsor maunya di mana. Tapi untuk tulisan di depan jersey tidak bisa diganggu lagi.”

Tidak hanya itu, Munafri juga mengatakan bahwa tim berjuluk Juku Eja itu akan kembali mengenakan kostum dengan warna dasar merah marun. Hal ini dikarenakan kostum yang dikenakan pemain saat kompetisi TSC terlihat mirip dengan klub asal Belanda, Ajax Amsterdam. Ia katakan, “Kita ganti warna kostum karena tidak mau dibilang Ajax-nya Indonesia.”