Hampir Juara AFF 2016, Indonesia Mirip Leicester atau Portugal

Bangkit.co.id—Babak final piala AFF 2016 leg kedua akan mempertemukan timnas Indonesia dengan Thailand pada Sabtu malam, 17 Desember 2016. Untuk menjadi juara, Indonesia hanya butuh hasil seri, setelah pada leg pertama berhasil menang 2-1.
Penampilan timnas Indonesia hingga melaju ke final adalah satu kejuatan. Tidak diunggulkan sebelumnya, jika Indonesia berhasil keluar sebagai juara, maka ini seperti kisah Cinderella di dunia olahraga.
Apa yang dialami Timnas Indonesia mirip dengan cerita beberapa negara yang tidak diunggulkan namun berhasil menjadi juara, seperti Yunani dan Portugal yang menjadi juara Piala Eropa, atau kuda hitam Leicester sebagai juara Liga Inggirs musim lalu.
Diantara beberapa kisah itu, cerita manakah yang paling mirip dengan Indonesia?
Kisah pertama adalah Yunani. Negara asal para Dewa ini menjadi juara piala Eropa 2004. Yunani berhasil menghadang semua lawannya dengan menggunakan strategi gerendel. Hal ini disampaikan pada situs resmi Uni Sepak Bola Eropa (UEFA). Dengan strategi itu Yunai sukses tumbangkan Portugal di Final.

Kisah selanjutnya adalah Portugal. Pada Piala Eropa 2016, meskipun menjadi underdog, Portugal berhasil keluar menjadi juara setelah kalahkan Prancis di final. Walaupun Perancis saat itu adalah tuan rumah, semangat Cristiano Ronaldo dkk berhasil membuat timnya menang dengan skor 1-0 di babak tambahan waktu.

Kisah Portugal inilah yang mirip dengan Timnas Indonesia jika melihat pada hasil pertandingan-pertandingan sebelumnya. Namun, dalam hal permainan, Indonesia lebih mirip dengan klub Leicester.

Dengan mengandalkan permainan fisik, Leicester berhasil menjuarai Liga Inggris musim lalu. Serangan balik dan pertahan yang apik menjadi andalan utama tim ini. Pada saat menghadapi Thailand pada leg pertama lalu, Timnas Indonesia berhasil menunjukkan perpaduan yang apik dari pertahanan dan serangan balik yang cepat.

Untuk menekan lawan yang terus menunjukkan permainan teknik, Alfred Riedl tepat menggunakan strategi kekuatan fisik para pemain untuk terus menekan. Oleh sebab itu, pemain berteknik seperti Evan Dimas tidak masuk dalam skuat utama.

Untuk membendung permaianan cepat Thailand, Alfred memerintahkan pemain Indonesia untuk menguasai lapangan tengah. Sehingga, dapat dilihat bahwa dua gol tercipta dari serangan balik.

Oleh sebab itu, sangat pantas dikatakan bahwa pola permainan Indonesia mengadopsi strategi Leicester. Malam ini, Indonesia akan membuktikan diri sebagai negara yang pantas mengangkat piala AFF 2016 untuk yang pertama kalinya.